Desa Tegalweru adalah salah satu desa di wilayah Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Desa ini memiliki karakter agraris dengan lanskap alam yang didominasi oleh lahan pertanian, perkebunan, dan permukiman warga yang tersebar di tiga dusun, yaitu Dusun Krajan, Dusun Kraguman, dan Dusun Jengglong. Posisi desa yang berada di antara Kota Malang dan Kota Batu menjadikan Tegalweru sebagai wilayah yang strategis, baik untuk kegiatan ekonomi, pendidikan, maupun pengembangan potensi wisata dan pertanian.
Masyarakat Desa Tegalweru dikenal memiliki tradisi gotong royong yang kuat dan masih menjaga nilai-nilai sosial serta budaya lokal. Perkembangan desa juga didukung oleh keberadaan berbagai sarana dasar seperti kantor desa, fasilitas pendidikan, akses jalan yang memadai, serta potensi sumber daya alam yang besar. Secara umum, desa ini berkembang sebagai desa agraris modern yang mulai menggabungkan teknologi tepat guna dalam pertanian dan usaha mikro.
Desa Tegalweru terletak pada ketinggian sekitar 600–700 meter di atas permukaan laut, sehingga memiliki udara yang sejuk dengan suhu harian berkisar antara 18–28°C. Struktur wilayah didominasi oleh dataran miring dan perbukitan yang memberikan keunggulan tersendiri bagi sektor pertanian, khususnya hortikultura.
Beberapa karakteristik geografis penting:
Jenis tanah: Subur dan cocok untuk tanaman jeruk, cabai, sayuran, dan tanaman buah lainnya.
Sumber air: Mengandalkan aliran sungai kecil, saluran irigasi, serta beberapa mata air alami yang mendukung kebutuhan pertanian dan domestik.
Batas wilayah:
Utara: Desa Kucur
Selatan: Desa Mulyoagung
Barat: Desa Pandanrejo (Kota Batu)
Timur: Desa Karangwidoro
Kondisi geografis ini menjadikan Tegalweru sebagai salah satu wilayah penting untuk pengembangan pertanian serta potensi wisata edukasi pertanian.
Penduduk Desa Tegalweru berjumlah sekitar 3.600 jiwa, yang terbagi ke dalam lebih dari 1.000 Kepala Keluarga. Komposisi penduduk cenderung didominasi oleh kelompok usia produktif sehingga desa memiliki potensi tenaga kerja lokal yang cukup besar.
Struktur demografi desa mencakup:
Sebaran usia: Usia produktif (18–55 tahun) mendominasi, memungkinkan pengembangan kegiatan ekonomi berbasis masyarakat.
Mata pencaharian: Petani, peternak, pedagang, pekerja lepas, buruh pertanian, serta pelaku UMKM.
Pendidikan: Terdapat fasilitas pendidikan dasar hingga menengah, seperti SD Negeri Tegalweru dan SMP Negeri 1 Dau, yang membantu meningkatkan tingkat pendidikan masyarakat.
Keberagaman sosial: Masyarakat hidup berdampingan dalam harmoni dengan adat, tradisi, serta kegiatan keagamaan yang rutin dilaksanakan.
Kondisi demografi ini menunjukkan bahwa Desa Tegalweru memiliki potensi besar untuk mengembangkan sektor-sektor ekonomi baru melalui pemberdayaan masyarakat.
Desa Tegalweru memiliki sejumlah potensi unggulan yang berkontribusi terhadap ekonomi lokal dan menjadi identitas desa. Potensi tersebut meliputi:
Tegalweru dikenal sebagai salah satu sentra penghasil jeruk di Kecamatan Dau. Tanaman jeruk tumbuh optimal berkat kondisi tanah dan iklim yang mendukung. Petani dapat melakukan panen setiap enam bulan dengan kualitas buah yang kompetitif. Jeruk menjadi komoditas utama dan sumber pendapatan penting bagi masyarakat.
Selain jeruk, desa memproduksi cabai, tomat, dan berbagai jenis sayuran lainnya. Hasil panen dipasarkan ke pasar-pasar di Malang Raya, baik pada pasar tradisional maupun distribusi untuk pedagang besar.
Sejumlah UMKM berkembang di desa ini, di antaranya:
Keripik pisang dan keripik buah
Olahan apel dan minuman buah lokal
Mie dan makaroni pedas
Aneka jajanan rumahan
Sektor UMKM memberikan kontribusi penting untuk diversifikasi ekonomi desa dan membuka lapangan kerja bagi ibu rumah tangga dan pemuda.
Beberapa warga mengembangkan peternakan sapi, kambing, dan unggas. Limbah ternak juga memiliki potensi untuk diolah menjadi biogas, yang dapat dimanfaatkan sebagai energi ramah lingkungan untuk kebutuhan rumah tangga atau kegiatan produksi UMKM.
Desa Tegalweru menjadi lokasi beberapa program mitra dari perguruan tinggi, termasuk Universitas Brawijaya. Program ini membantu pengembangan potensi desa melalui pelatihan, inovasi pertanian, penguatan UMKM, dan pemberdayaan masyarakat.